Friday, June 27, 2014

Saya takut.....

Jujur saja, perkembagan proses pilpres dari hari ke hari membuat saya takut dan semakin takut.....

Takut melihat begitu besarnya ambisi seseorang untuk menjadi presiden.  Ambisi yang sudah dibangun bertahun-tahun, menghabiskan begitu banyak biaya dan energi, dan sekarang menggunakan segala cara untuk mencapai ambisi tersebut, ambisi menjadi presiden.

Pertanyaan yang kemudian muncul, apa latar belakang keinginan menjadi presiden, apakah betul hendak mewujudkan rakyat yg kuat berdaulat, adil dan makmur seperti yang didengungkan selama ini ?  atau dasar ambisi itu adalah keinginan berkuasa, hasrat berkuasa untuk kepentingan diri sendiri dan golongannya.

Pertanyaan ini relevan jika kita lihat dengan cara apa tujuan itu mau dicapai.  Jika cita-cita menjadi presiden dilakukan dengan cara yang santun, halus, simpatik maka kita bisa berharap bahwa capres tersebut memang "mencintai" dan peduli pada rakyat.  Tapi bagaimana jika ambisi menjadi presiden dilakukan dengan menjelek-jelekkan pihak lain, fitnah dan bahkan membantah atau memelintir fakta yang sungguh terjadi, juga dengan ancaman kekerasan.

Anda tentu paham siapa yg saya maksud, tidak lain Prabowo Subianto.

Prabowo saya lihat menggunakan segala cara untuk mencapai tujuannya sebagai presiden, berikut ini beberapa yang bisa saya catat:

  1. Membangun koalisi dengan berbagai pihak berbasis transaksi. Anda lihat sendiri bagaimana Prabowo terang-terangan menggunakan "politik transaksional" untuk membangun koalisi.  Aburizal Bakri dan Mahfud MD ditawari posisi "di atas menteri". 
  2. Kubu Prabowo tidak habis-habisnya menggunakan berbagai fitnah yang belakangan tidak terbukti: diantaranya Jokowi Cina, Jokowi Kristen, belakangan terbukti bahwa Jokowi Indonesia asli dan muslim sejak lahir, bahwa Jokowi juga seorang Haji.
  3. Fitnah adanya Surat dari Megawati ke Jaksa Agung memohon agar Jokowi tidak diusut keterlibatan dalam kasus pengadaan bus Trans Jakarta, belakangan terbukti surat itu palsu dan dibuat oleh salah satu anggota tim Prabowo.
  4. Fitnah adanya transkrip  rekaman pembicaraan Megawati dengan Jaksa Aguns soal permohonan agar Jokowi tidak diusut.
  5. Survey palsu Gallup, disiarkan oleh TV One yang menyebutkan bahwa Prabowo unggul 52% dibandingkan dengan Jokowi, belakangan terbukti itu survey palsu,
  6. Ancaman penggunaan kekerasan oleh pensiunan Kopassus menanggapi pernyataan Wiranto soal pemecatan Prabowo dari ABRI.
  7. Fitnah yg dilakukan tidak lagi secara sembunyi-sembunyi lewat media sosial tapi secara terang-terangan dengan membuat tabloid "Obor Rakyat" yang dicatak dan dikirimkan ke berbagai pesantren di Pulau Jawa.

Selain berbagai fitnah dan kampanye kotor yang dilakukan Prabowo, karakter Prabowo itu sendiri bagi saya sudah menakutkan.
  1. Anda bisa simak misalnya, pidato Prabowo di suatu kesempatan, dia mengatakan akan menggunaan strategi kelima yaitu "menjarah rumah yang sedang terbakar", apa yang dimaksud, hanya Prabowo sendiri yang tahu, yang jelas itu adalah strategi dengan menggunakan kekerasan.  
  2. Saat ini Prabowo mengutip kembali pernyataan Gus Dur yang memuji Prabowo sebagai seorang nasionalis, tapi tahukah Anda bahwa Prabowo malu punya presiden buta seperti Gus Dur ?
  3. Inkonsistensi Prabowo, dia mengatakan bahwa perintah penculikan datang dari presiden saat itu yaitu Soeharto, apakah benar, kenapa baru sekarang dikatakan ? lalu kalau benar Soeharto yang memerintahkan penculikan, kenapa Prabowo sekarang justru hendak mengangkat Soeharto sebagai pahlawan nasional, tidakkah itu usaha Prabowo untuk mengambil hati "kaum orde baru".
  4. Prabowo selama ini sesumbar bahwa ia anti asing, anti neoliberalisme dan mau membangun kemandirian ekonomi Indonesia. Faktanya Hashim Djojohadikusumo berpidato di suatu forum di Amerika Serikat dan  terang-terangan "menjual" Indonesia di sana. 
Saya persilakan Anda untuk secara jujur dengan pikiran terbuka melakukan penilaian.  Tapi, sekali lagi jujur saja: saya takut....

1 comment:

  1. Lagi browsing nyari informasi tentang FPI dan nemu blog ini. Kondisi saat ini semakin menakutkan. Setelah pilpres, semakin banyak fitnah sana-sini yang berkembang. Semua panah musuh mengarah kepada presiden saat ini. Kubu sudah terbagi Pro 50% : Kontra 50%. Semakin terlihat jelas siapa yang berambisi, tetapi tidak sedikit rakyat terkena tipu muslihatnya. Sedih sekaligus kesal...

    ReplyDelete