Demikian pula dengan kasus pencalonan Kom Jen Budi Gunawan menjadi Kapolri oleh Presiden Joko Widodo (kalau hal itu kita sebut sebagai konspirasi). Tidak sulit bagi publik untuk tahu atau menduga apa yg terjadi dan siapa yg berkepentingan dg pencalonan Budi Gunawan ini menjadi Kapolri.
Membaca Mingguan Tempo, edisi 25 Januari 2015, kita bisa mendapat gambaran yg cukup jelas.
Bagi kita ada sejumlah pertanyaan, jawaban dari pertanyaan ini bisa jadi adalah pintu masuk untuk menyibak konspirasinya.
- Kapolri Jenderal Polisi Sutarman, akan pensiun pada Oktober 2015, kenapa baru bulan Januari 2015 Presiden Joko Widodo sudah bersusah payah mencari penggantinya ?
- Kenapa Presiden Joko Widodo begitu ngotot mencalonkan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri yg baru ? apakah memang hanya ada satu calon yg layak ?, dari sekian banyak Komisaris Jenderal, tidak ada nama lain yg diusulkan ?
- Kenapa Joko Widodo tidak melibatkan PPATK dan KPK sebelum mengusulkan nama Budi Gunawan, padahal dalam proses penyusunan kabinet Joko Widodo melakukan hal tersebut.
- Kenapa Megawati dan Surya Paloh mendesak Joko Widodo untuk tetap melantik Budi Gunawan menjadi Kapolri, padahal KPK sudah mengeluarkan status tersangka pada Budi Gunawan.
- Kenapa KPK baru sekarang mempermasalahkan rekening gendut dari Jenderal Budi Gunawan, terlebih menetapkan status tersangkanya tidak lama setelah ybs ditetapkan sebagai calon Kapolri oleh Presiden Joko Widodo ?
- Kenapa seluruh komponen DPR baik Koalisis Merah Putih maupun Koalisi Indonesia Hebat yg selama ini selalu berseteru dan berselisih, bisa kompak satu suara mendukung pencalonan Budi Gunawan, apa yg mempersatukan mereka, kepentian bersama apa ?
- Pada saat PPATK melaporkan adanya transaksi mencurigakan pada rekening milik Budi Gunawan dan melaporkan hal tersebut ke Polri pada tahun 2010, kenapa Polri (melalui Bareskrim) menyatakan bahwa Budi Gunawan bersih ?
Silakan Anda pikirkan kejanggalan-kejanggalan di atas, terdengar aneh, tapi itulah fakta yg terjadi dengan negara kita.